Kamu sering gak sih merasa tak bisa menyisihkan uang meski memiliki pemasukan yang cukup lumayan tiap bulan? Jika iya, maka kamu patut waspada bahwa selama ini kamu memiliki pola pikir yang salah. Tentu saja pola pikir ini merupakan alasan wahid yang membuatmu gagal menabung meski memiliki pendapatan yang terbilang lumayan.
Ingin tahu jenis-jenis pola pikir yang sering memperburuk kondisi finansialmu? Berikut akan saya jabarkan untukmu!
1. Kamu merasa boleh menghabiskan uang lebih hanya karena mendapat pemasukan tambahan. Tanpa disadari, hal ini merupakan upaya pemborosan.
Memang hampir dari kita semua secara tidak sadar telah melakoninya. Bahkan, tak jarang hal ini terasa sah-sah saja untuk dilakukan. Padahal sejatinya tanpa disadari kamu telah melakukan upaya buang-buang uang. Ya, ketika kamu memperbolehkan dirimu untuk menghabiskan uang lebih hanya karena mendapat pemasukan tambahan, hal itu merupakan salah satu upaya pemborosan.
Misalnya saja bulan ini kamu memiliki bonus berupa tambahan uang gaji. Alih-alih memiliki pengeluaran yang sama seperti bulan kemarin, kamu justru merasa bahwa keuanganmu sedikit longgar sehingga tak apa untuk menghabiskan uang lebih dari biasanya. Hal inilah yang secara tanpa disadari menjadi batu sandungan untukmu berhemat dan menabung. Sehingga berapapun besaran gaji yang kamu terima tiap bulan pasti akan tandas karena kamu merasa boleh-boleh saja menghabiskan uang.
2. Kewajiban mempertebal tabungan dirasa masih terlalu dini. Akhirnya, kamu tak memiliki tabungan sama sekali.
Tak hanya merasa boleh memiliki pengeluaran yang lebih tiap kali mendapat tambahan pemasukan, kamu juga hanya terfokus pada hidupmu yang sekarang. Kamu belum berpikir mengenai hidupmu esok ke depan. Sehingga yang ada sekarang kamu hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhanmu saat ini tanpa terpikir untuk mulai menyusun pondasi masa depan.
Kamu merasa bahwa menunda tabungan sah-sah saja, bahkan kamu merasa bahwa menabung bisa dilakoni nanti-nanti saja. Maka tak heran bila sampai pada detik ini pun uang gajimu masih tandas dan kamu masih belum memiliki tabungan bekal masa depan.
3. Kerancuan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan masih sering kamu alami. Dampaknya, agenda belanjamu lebih sering asal beli
Selain belum terpikir mengenai tabungan masa depan, hingga sekarang ini kamu juga belum mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Pemahaman keduanya masih sering rancu. Kamu masih belum mampu memilah mana kebutuhan yang harus didahulukan dan keinginan yang seharusnya ditunda terlebih dahulu. Pola pikir seperti inilah yang pada akhirnya dapat membuat kondisi finansialmu selalu besar pasak daripada tiang.
4. Pola pikir balas dendam masih sering kamu praktekkan. Ketika memiliki uang lebih, lalu rakus membeli banyak barang yang dulu sempat diinginkan.
Pola pikir satu ini juga sering membuat kondisi perekonomianmu berjalan timpang. Kamu sering mengadopsi pola pikir balas dendam tiap setelah gajian. Dulu kamu tak memiliki untuk membeli suatu barang, namun begitu sekarang memiliki uang kamu merasa harus membeli barang tersebut. Padahal sebenarnya kamu sedang tak terlalu membutuhkan barang tersebut. Hal inilah yang juga menjadi pemicu utama uangmu sering ludes seketika dan tanpa makna.
5. Buatmu belanja itu berarti membeli barang yang terlihat mata (cincin, baju, sepatu, gadget.) Lupa kalau ada kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya
Kamu lebih sering lapar mata untuk memenuhi kebutuhan yang terlihat saja. Mulai dari baju, sepatu, gadget, tas, hingga aksesoris lainnya lebih sering ingin kamu penuhi lebih dahulu. Kamu pun lupa bahwa sebenarnya ada kebutuhan yang tak terlihat yang harus kamu utamakan, seperti tabungan dan juga asuransi. Hasilnya, uangmu pun tandas hanya karena membeli barang-barang yang terlihat saja dan sejatinya tak terlalu dibutuhkan.
6. “Ini kan uangku sendiri. Terserah dong mau dipakai buat apa!” Pola pikir macam ini sering jadi pembenaran untuk belanja yang tak perlu.
Merasa bahwa uang gaji merupakan pendapatan milikmu sepenuhnya sering membuatmu semena-mena untuk menghamburkannya. Kamu sering bersikap ‘semau gue’ ketika mengelola gaji bulanan. Hasilnya, kamu pun jadi membeli barang-barang yang sebenarnya tak perlu karena hanya memenuhi keinginan serta ego semata.
7. Karena sudah punya uang sendiri, kamu jadi merasa ‘mampu’. Jeleknya kamu ogah mengakui saat ada hal yang belum bisa terjangkau daya belimu
Selain merasa bahwa uang gaji merupakan milikmu sendiri, pendapatan bulanan juga sering membuatmu merasa mampu. Bahkan, rasa gengsi dan malu sering mengikuti. Alhasil, kamu pun merasa tak apa jika harus merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli ini itu daripada di akhir hari dianggap tak punya maupun tak mampu.
Apakah, kamu masih memiliki pola pikir demikian hingga detik ini? Jika iya, ubah sekarang juga ya selagi kamu masih muda!
ConversionConversion EmoticonEmoticon